English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
by : BTF

Senin, 09 Juli 2012

Seperempat Juta Lebih Komputer Tak Bisa Online 9 Juli Nanti


kiamat internet
CHIP.co.id - Beberapa hari belakangan ramai berseliweran informasi mengenai ancaman malware yang mungkin akan mematikan puluhan ribu komputer dari koneksi internet. Serangan yang disebut-sebut sebagai “kiamat internet” tersebut banyak diperbincangan melalui Facebook dan Google. Penyedia jasa layanan internet telah memberi peringatan, dan FBI telah membuat web khusus.
Namun, diperkirakan ribuan orang di Amerika mungkin akan tetap tak bisa online pada hari Senin (9/7) pekan depan, kecuali segera mengecek apakah komputer mereka telah dikendalikan malware lebih dari setahun lalu.

Meskipun telah diperingatkan berulang-ulang, jumlah komputer yang mungkin telah terinfeksi lebih dari 277.000 di seluruh dunia, turun dari sekitar 360.000 pada April lalu. Dari jumlah itu, FBI meyakini sebanyak 64.000 di antaranya berada di Amerika Serikat.

Pengguna yang komputernya masih terinfeksi tak akan bisa online pada Senin pekan depan, dan mereka harus meminta bantuan penyedia jasa layanan internet untuk menghapus malware tersebut agar bisa kembali online. Masalah ini bermula ketika perkumpulan hakcer internasional mengeluarkan periklanan scam untuk mengambil alih lebih dari 570.000 komputer yang terinfeksi di seluruh dunia.
Ketika FBI berupaya membongkar para hacker tesebut tahun lalu, mereka sadar bahwa jika mereka mematikan server berbahaya yang digunakan untuk mengendalikan komputer, semua korban akan terputus dari koneksi internet.

Sebagai gantinya, FBI membangun jaringan pengamat dengan mendatangkan perusahaan swasta untuk memasang dua server yang aman guna mengambil alih server berbahaya tersebut sehingga pengguna tak secara tiba-tiba terputus dari internet. Namun, sistem sementara tersebut akan mati pada Senin siang mendatang. Kebanyakan korban bahkan tak mengetahui bahwa komputer mereka telah terinfeksi, meskipun software berbahaya mungkin telah memperlambat koneksi internet dan mematikan antivirus, sehingga komputer mereka lebih rentan terkena masalah lain.

Menurut Tom Grasso, agen khusus FBI, sebagian penyedia jasa layanan internet sudah siap menghadapi maslah tersebut dan telah memiliki rencana untuk menolong pelanggan mereka. Comcast misalnya, telah memberikan peringatan dan informasi melalui websitenya.


Artikel Terkait