Wanita 22 tahun itu, dikatakan telah menikah dengan seorang anggota kelompok garis keras Taliban militan, ditembak mati setelah dituduh zinah dengan seorang komandan Taliban. Gambar mengerikan itu menunjukkan kerumunan pria berkumpul untuk menyaksikan seorang pria bersenjata senapan dan menembaknya di kepala dan punggung selama pelaksanaan di desa Qimchok, di provinsi Parwan Afghanistan.
Para pejabat di Afghanistan mengatakan pembunuhan terjadi karena perselisihan antara dua anggota Taliban, yang telah berdebat wanita. Parwan provinsi gubernur Abdul Basir Salangi mengatakan kepada CNN yang baik sebagai Taliban pria memiliki beberapa jenis hubungan dengan wanita, mereka malah memilih untuk menuduhnya berzina untuk 'menyelamatkan muka'.
Video amatir itu diperkirakan terjadi pada akhir Juni lalu yang diserahkan oleh seorang warga kepada pemerintah provinsi Parwan, Kabul. Video tersebut telah dikutuk oleh pemerintah Afghanistan karena tindakan brutal dan tidak Islami serta tidak manusiawi. Pada masa rezim Taliban masih berkuasa, eksekusi seperti itu memang masih terjadi dengan tuduhan berzinah. Taliban berkuasa di negara itu dari tahun 1996 hingga 2001, sampai saat mereka diusir oleh gerakan invasi AS yang mencari pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden setelah serangan 9/11. Amerika Serikat pun mengecam pembunuhan itu sebagai "pembunuhan berdarah dingin."
"Perlindungan hak-hak perempuan sangat penting di seluruh dunia, terutama di Afghanistan, di mana hak-hak tersebut diabaikan, diserang dan terkikis di bawah pemerintahan Taliban," kata kedutaan Amerika dalam sebuah pernyataan Minggu. Para pimpinan NATO Pasukan Bantuan Keamanan Internasional di Afghanistan juga mengutuk eksekusi.
Miris dengar kisah seperti diatas, dimana perempuan masih sangat tidak dianggap sejajar dengan para pria. Sungguh dalam ajaran agama juga sangat tidak mendukung jenis hukuman yang brutal, apalagi hanya untuk menyelamatkan muka komandan taliban yang terlibat cinta segitiga itu. Sekali lagi...Miris!
Sumber dan Foto dari dailymail.co.uk
sumber